Merapi 11 November 2010
Walau intensitas letusan pada Kamis (11/11) dinihari hingga pagi menurun, namun Gunung Merapi masih terus mengeluarkan awan panas yang mengarah ke Kali Gendol.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono, luncuran awan panas tersebut berjarak sekitar tiga kilometer ke arah Kali Gendol. Luncuran awan panas tersebut disertai dengan bumbungan asap yang cukup tinggi yaitu sekitar 800 meter yang teramati dari pos pengamatan Gunung Merapi di Ketep.
Selain awan panas, petugas pos pengamatan Gunung Merapi juga masih tetap mendengar adanya suara gemuruh dengan intensitas lemah dan masih terjadi hujan abu di pos pengamatan Ketep. Sementara itu, dari pemantauan aktivitas kegempaan Gunung Merapi diperoleh hasil, bahwa sudah tidak terjadi gempa vulkanik, multiphase, low frequency hingga pukul 06.00 WIB.
Namun, gempa tremor masih tetap terjadi secara beruntun dan terjadi tujuh kali guguran. Aktivitas kegempaan Gunung Merapi terus menunjukkan kecenderungan mereda sejak Selasa (9/11), dengan tujuh kali gempa vulkanik, empat kali gempa low frequency, gempa tremor beruntun, 35 kali guguran, dua kali awan panas dan dua kali gempa tektonik.
Pada Rabu (10/11), aktivitas kegempaan yang tercatat pada alat pemantauan di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) adalah lima kali gempa vulkanik, gempa tremor beruntun, sembilan kali guguran dan satu kali awan panas.
Namun Surono mengingatkan bahwa endapan lahar hasil erupsi Gunung Merapi telah teramati di semua sungai yang berhulu di Gunung Merapi baik di sisi tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut.
Sungai yang sudah dipenuhi dengan endapan lahar tersebut adalah Kali Woro, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Trising, dan Kali Apu. Di Kali Boyong, lahar telah terendapkan di Desa Purwobinangun Sleman yang berjarak 16 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi dan juga di Kali Batang pada jarak 10 km dari puncak gunung tersebut.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono, luncuran awan panas tersebut berjarak sekitar tiga kilometer ke arah Kali Gendol. Luncuran awan panas tersebut disertai dengan bumbungan asap yang cukup tinggi yaitu sekitar 800 meter yang teramati dari pos pengamatan Gunung Merapi di Ketep.
Selain awan panas, petugas pos pengamatan Gunung Merapi juga masih tetap mendengar adanya suara gemuruh dengan intensitas lemah dan masih terjadi hujan abu di pos pengamatan Ketep. Sementara itu, dari pemantauan aktivitas kegempaan Gunung Merapi diperoleh hasil, bahwa sudah tidak terjadi gempa vulkanik, multiphase, low frequency hingga pukul 06.00 WIB.
Namun, gempa tremor masih tetap terjadi secara beruntun dan terjadi tujuh kali guguran. Aktivitas kegempaan Gunung Merapi terus menunjukkan kecenderungan mereda sejak Selasa (9/11), dengan tujuh kali gempa vulkanik, empat kali gempa low frequency, gempa tremor beruntun, 35 kali guguran, dua kali awan panas dan dua kali gempa tektonik.
Pada Rabu (10/11), aktivitas kegempaan yang tercatat pada alat pemantauan di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) adalah lima kali gempa vulkanik, gempa tremor beruntun, sembilan kali guguran dan satu kali awan panas.
Namun Surono mengingatkan bahwa endapan lahar hasil erupsi Gunung Merapi telah teramati di semua sungai yang berhulu di Gunung Merapi baik di sisi tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut.
Sungai yang sudah dipenuhi dengan endapan lahar tersebut adalah Kali Woro, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Trising, dan Kali Apu. Di Kali Boyong, lahar telah terendapkan di Desa Purwobinangun Sleman yang berjarak 16 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi dan juga di Kali Batang pada jarak 10 km dari puncak gunung tersebut.
Rekomendasi
b. Tidak ada aktivitas penduduk di daerah rawan bencana III, khususnya yang bermukim di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awan panas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut dalam jarak 20 km dari puncak G. Merapi meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K.Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu.
c. Segera memindahkan para pengungsi ke tempat yang aman di luar radius 20 km dari puncak G. Merapi.
d. Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G.Merapi.
e. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awan panas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat.
f. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
0 komentar:
Posting Komentar